Ketika sana
sini memperdebatkan sebuah kata ` M a a f`
Di beberapa tempat, `maaf`
separuhnya kini menjadi benda mati, lepas dari senyawa apapun, tanpa rasa,
tanpa warna.
Sesulit itukah memaafkan ..?
Alam
mungkin sedang berisyarat, saat sebelah alas kakiku hilang, ia berkehendak agar aku
sepenuhnya menyentuh bumi, mengajari kembali keliaran jiwa ini, untuk tetap
terkendali.
Alam
pun menyuruhku kembali menyatu dengan dari mana aku berasal : `F i t r a h`
Yang di dalamnya ada :
Wanita yang penyayang dan lembut, bukan wanita yang kasar.
Wanita yang bijaksana dan sabar, bukan wanita
yang dingin hingga di jauhi.
Wanita yang di cintai dan di
rindukan, bukan wanita yang lalai dan di lalaikan.
Wanita yang mukminah dan bersyukur, bukan wanita yang kafir dan
kufur.
Wanita, berstatus sebagai seorang ibu yang qana'ah, bukan menjadi wanita yang mubazir.
Wanita penghuni syurga, bukan
menjadi wanita penghuni neraka.
Wanita yang pendiam dan lemah lembut, bukan menjadi wanita
cerewet dan kasar.
Wanita seperti wanita yang Allah ta'ala suka melihatnya.
dan bukan menjadi wanita seperti wanita yang syaitan
senang melihatnya.
Saat diri ini dikecewakan
orang, disepelekan, dipojokkan…
Ada
anugrah terhebat di dunia, memungkinkan terjadinya mujizat, dimiliki semua
orang, tapi sering diabaikan.
Anugrah
itu ada dalam hatiku dan tinggal kuaktifkan,
Ia
bernama: K A S I H
Artinya,
fitrahku haruslah berjiwa besar …
"Apabila engkau menghendaki suatu perkara, maka engkau harus bersikap tenang
sehingga Allah memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya"
( H.R Bukhari ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar